Manajemen Air Setelah Pemupukan Kohe Ayam pada Tambak Bandeng. Setelah menunggu 14 hari dari kohe ayam yang ditebar, apakah air yang digunakan untuk untuk merendam kohe ayam perlu dibuang dari tambak atau langsung dipenuhi untuk kemudian ditebar bibit bandeng ukuran Fingerling? Apakah tidak berbahaya atau beracun bagi bandeng karena pernah dijumpai ada petani yang mati ikannya karena menebar kohe ayam? Artikel ini akan membahasnya lebih jauh disertai tips untuk melakukan penebaran pupuk kohe ayam fermentasi.
Pupuk Kohe Ayam yang Benar
Untuk diaplikasikan pada tambak bandeng, yaitu cara menggunakan kohe ayam pada tambak bandeng, ada dua metode yang bisa digunakan, dan masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Dua metode ini adalah dengan cara menebar langsung (tidak direkomendasikan), dan yang kedua adalah dengan cara fermentasi kohe ayam (direkomendasikan).
Berikut ini tabel perbandingan yang menunjukkan mengapa menggunakan kohe ayam fermentasi lebih disarankan daripada yang tidak difermentasi untuk tambak bandeng. Tabel ini mencakup berbagai aspek penting seperti kadar amonia, risiko deplesi oksigen, pelepasan nutrisi, dan banyak faktor lainnya yang mempengaruhi kesuksesan budidaya bandeng.
Aspek | Kohe Ayam Fermentasi | Kohe Ayam Tanpa Fermentasi |
---|---|---|
Kadar Amonia | Rendah, karena sudah terurai selama proses fermentasi | Tinggi, dapat meracuni bandeng secara langsung |
Risiko Deplesi Oksigen | Rendah, kebutuhan oksigen untuk penguraian sudah berkurang | Tinggi, bakteri pengurai mengkonsumsi banyak oksigen terlarut |
Pelepasan Nutrisi | Bertahap dan seimbang | Cepat dan tidak terkontrol |
Risiko Blooming Plankton | Rendah, karena nutrisi terlepas perlahan | Tinggi, dapat menyebabkan ledakan populasi plankton |
Kandungan Bakteri Patogen | Berkurang selama proses fermentasi | Tinggi, dapat menyebabkan penyakit pada bandeng |
Pengaruh terhadap pH Air | Minimal, lebih stabil | Signifikan, dapat menyebabkan fluktuasi pH drastis |
Bau | Relatif berkurang | Tajam dan tidak sedap |
Sedimentasi di Dasar Tambak | Rendah, lebih mudah terurai | Tinggi, menumpuk di dasar dan menghasilkan gas beracun |
Dosis Penggunaan | 500-1000 kg/ha (persiapan), | 30-50% lebih rendah dari dosis fermentasi |
Kebutuhan Monitoring | Normal | Ketat, terutama 3-7 hari setelah penebaran |
Risiko Kematian Ikan | Rendah | Tinggi, terutama pada bandeng ukuran kecil |
Efisiensi Pemanfaatan | Tinggi, nutrisi dalam bentuk yang siap diserap | Rendah, banyak nutrisi terbuang |
Keseimbangan Ekosistem Tambak | Mendukung perkembangan mikroorganisme menguntungkan | Dapat mengganggu keseimbangan ekosistem |
Waktu Persiapan | Membutuhkan 7-14 hari fermentasi | Dapat langsung digunakan |
Biaya Tambahan | Ada (probiotik, wadah fermentasi) | Tidak ada |
Hasil Jangka Panjang | Lebih baik, tambak lebih stabil | Lebih rendah, kualitas air sering terganggu |
Tabel perbandingan ini menunjukkan dengan jelas keunggulan menggunakan pemupukan kohe ayam yang difermentasi, terutama dari segi keamanan kualitas air, kesehatan ikan, dan produktivitas tambak jangka panjang. Meskipun membutuhkan waktu persiapan 7-14 hari dan sedikit biaya tambahan untuk proses fermentasi, manfaat yang diperoleh jauh melebihi kerugiannya.
Risiko dan Penanganan
Kekhawatiran petani tambak terkait bandeng yang mati setelah mengaplikasikan kohe ayam sangat beralasan. Penggunaan kohe ayam yang tidak tepat memang bisa berbahaya dan menyebabkan kematian ikan. Hal ini biasanya terjadi karena:
- Kohe ayam segar (tidak difermentasi) melepaskan amonia dan H₂S dalam konsentrasi tinggi
- Dosis yang berlebihan menyebabkan deplesi oksigen
- Waktu tunggu terlalu singkat sebelum penebaran ikan

Rekomendasi Tindakan
Setelah 14 hari dari penebaran pupuk organik kohe ayam yang difermentasi dengan benar, Anda TIDAK PERLU membuang air, melainkan:
- Lakukan Pengujian Air Terlebih Dahulu:
- Periksa parameter kualitas air (pH, amonia, H₂S)
- Perhatikan warna air (hijau kecoklatan menunjukkan plankton yang baik)
- Lakukan test sederhana dengan memasukkan beberapa ekor ikan kecil sebagai bio-indikator
- Penambahan Air Baru:
- Tambahkan 10-20% air baru ke dalam tambak secara perlahan
- Ini akan mengencerkan konsentrasi senyawa yang potensial berbahaya
- Biarkan 1-2 hari agar air tercampur merata
- Proses Adaptasi Benih:
- Lakukan aklimatisasi benih bandeng yang lebih lama dari biasanya (1-2 jam)
- Tebar di pagi hari ketika oksigen terlarut tinggi
- Pastikan ukuran benih cukup besar (fingerling 5-10 cm lebih aman daripada nener kecil)
Tanda-tanda Air Tambak Siap untuk Penebaran
Air tambak siap untuk penebaran ikan jika:
- pH stabil antara 7,5-8,5
- Warna air hijau cerah atau hijau kecoklatan (bukan hijau pekat/kebiruan)
- Bau tanah segar (bukan bau busuk atau amonia)
- Oksigen terlarut minimal 4 ppm
- Kecerahan air 25-35 cm (secchi disk)
- Plankton terlihat beragam (bukan didominasi satu jenis)
Langkah Pengamanan Tambahan
- Aplikasi Kapur:
- Berikan kapur dolomit (CaMg(CO₃)₂) dengan dosis ringan (50-100 kg/ha) ini diaplikasikan jika tanah terlalu berlumpur sangat-sangat gembur
- Kapur membantu menstabilkan pH dan mengikat senyawa beracun
- Aerasi Tambahan:
- Jika memungkinkan, gunakan kincir sederhana selama 2-3 jam pada malam pertama setelah penebaran
- Penebaran Bertahap:
- Tebar 25% dari total benih terlebih dahulu
- Amati selama 2-3 hari, jika tidak ada masalah tebar sisanya
Pelajaran dari Kasus Kematian Ikan
Kasus kematian ikan setelah aplikasi kohe ayam biasanya disebabkan oleh:
- Kohe ayam tidak difermentasi (menggunakan kohe segar)
- Dosis terlalu besar (>20 karung/ha)
- Waktu tunggu terlalu singkat (<7 hari)
- Kondisi dasar tambak mengandung banyak bahan organik dari siklus sebelumnya
- Cuaca ekstrem (hujan lebat atau panas terik) segera setelah aplikasi
Tabel Jadwal Pengisian Air Hingga Tebar Benih
Jadwal ini dirancang untuk memastikan penguraian pupuk kohe ayam fermentasi berjalan optimal dan menghasilkan pertumbuhan plankton yang baik sebagai pakan alami benih bandeng. Poin-poin penting dari jadwal tersebut:
Periode | Hari/Minggu ke- | Ketinggian Air | Volume Air (per ha) | Kegiatan Pemupukan | Kegiatan dan Kondisi yang Diharapkan |
---|---|---|---|---|---|
Persiapan Awal | H -14 s/d -8 | 0 cm | 0 m³ | Pengeringan tambak, pengapuran (500-1000 kg/ha dolomit) | Dasar tambak kering dan retak-retak, pH tanah menjadi 7.5-8, sterilisasi alami dari patogen dan predator |
Persiapan Akhir | H -7 s/d -1 | 0 cm | 0 m³ | Penebaran pupuk kotoran ayam fermentasi (500-1000 kg/ha) | Distribusi pupuk merata di seluruh permukaan tambak, diaplikasikan pada dasar tambak yang masih lembab |
Penguraian Awal | H 1 | 5-10 cm | 50-100 m³ | - | Air berfungsi membasahi pupuk, mulai terjadi proses penguraian awal, pembasahan merata seluruh permukaan tambak |
Penguraian Lanjutan | H 2-3 | 5-10 cm | 50-100 m³ | - | Pupuk mulai terurai, warna air keruh kecoklatan, bau khas fermentasi mulai berkurang |
Penumbuhan Klekap Awal | H 4-5 | 15-20 cm | 150-200 m³ | - | Lapisan tipis klekap mulai terbentuk di dasar tambak, air mulai berubah warna menjadi kehijauan |
Pembentukan Klekap | H 6-8 | 15-20 cm | 150-200 m³ | - | Klekap semakin tebal, warna hijau semakin intensif, mulai ada gelembung oksigen dari klekap di siang hari |
Pengembangan Klekap | H 9-10 | 20-25 cm | 200-250 m³ | - | Klekap tumbuh merata di dasar, warna air hijau kecoklatan menandakan plankton yang baik, kecerahan air 25-35 cm |
Stabilisasi Klekap | H 11-13 | 20-30 cm | 200-300 m³ | - | Ekosistem tambak mulai stabil, klekap tumbuh optimal, parameter kualitas air sudah layak untuk ikan |
Penebaran Benih | H 14-15 | 30-40 cm | 300-400 m³ | - | Tambak siap untuk penebaran fingerling, klekap menjadi pakan alami yang tersedia, DO >4 mg/L, pH stabil 7.5-8.5 |
Pemeliharaan Awal | M 1 (minggu 1-2) | 30-40 cm | 300-400 m³ | - | Bandeng beradaptasi dengan lingkungan, mulai aktif memakan klekap di dasar, pantau perilaku bandeng dan kualitas air |
Pemeliharaan Lanjutan | M 1 (minggu 3-4) | 40-50 cm | 400-500 m³ | Pupuk susulan anorganik I: Urea 5 kg/ha + TSP 2.5 kg/ha | Peningkatan ketinggian air untuk kenyamanan bandeng, plankton mulai menjadi sumber pakan tambahan, pertumbuhan bandeng stabil |
Pemeliharaan Bulan 2 | M 2 (minggu 1-2) | 50-60 cm | 500-600 m³ | - | Bandeng tumbuh lebih besar (?10-15 cm), mulai beralih dari klekap ke plankton, aktivitas renang lebih aktif di kolom air |
Pemeliharaan Bulan 2 | M 2 (minggu 3-4) | 50-60 cm | 500-600 m³ | Pupuk susulan anorganik II: Urea 7 kg/ha + TSP 3 kg/ha | Pertumbuhan bandeng meningkat, kebutuhan oksigen meningkat, ganti air 10-15% untuk menjaga kualitas |
Pemeliharaan Bulan 3 | M 3 (minggu 1-2) | 60-65 cm | 600-650 m³ | - | Ukuran bandeng ?15-20 cm, kebutuhan ruang gerak lebih besar, klekap mulai berkurang, plankton sebagai pakan utama |
Pemeliharaan Bulan 3 | M 3 (minggu 3-4) | 60-70 cm | 600-700 m³ | Pupuk susulan anorganik III: Urea 7 kg/ha + TSP 3 kg/ha | Biomassa ikan semakin tinggi, penggantian air 15-20% diperlukan untuk menjaga kualitas air |
Pemeliharaan Bulan 4 | M 4 (minggu 1-2) | 70-75 cm | 700-750 m³ | - | Bandeng semakin besar (?20-25 cm), klekap hampir habis, ketergantungan pada plankton dan pakan tambahan meningkat |
Pemeliharaan Bulan 4 | M 4 (minggu 3-4) | 70-75 cm | 700-750 m³ | Pupuk susulan anorganik IV: Urea 10 kg/ha + TSP 5 kg/ha | Metabolisme bandeng tinggi, penggantian air 20% untuk mengurangi amonia, pantau DO pagi hari |
Pemeliharaan Bulan 5+ | M 5+ | 75-80 cm | 750-800 m³ | Pupuk susulan anorganik V (jika diperlukan): Urea 10 kg/ha + TSP 5 kg/ha | Bandeng mendekati ukuran panen (?25-30 cm, 4-5 ekor/kg), ruang renang maksimal, fokus pada stabilitas kualitas air, penggantian air rutin 20-25% |
Jadwal Pemupukan Susulan Kohe Ayam
Untuk Mendukung Pertumbuhan Plankton dengan pemupukan dasar menggunakan kohe ayam fermentasi adalah sebagai berikut (TIDAK BOLEH memberikan pupuk kohe ayam sebagai pupuk susulan setelah tambak berisi ikan bandeng):
Periode | Jenis Pemupukan | Dosis | Metode Aplikasi | Kondisi Penerapan |
---|---|---|---|---|
Akhir Bulan 1 | Urea + TSP (3:1) | 5 kg/ha + 2.5 kg/ha | Dilarutkan dalam air, disebar di beberapa titik | Ketika warna air mulai memudar, kecerahan >40 cm |
Akhir Bulan 2 | Urea + TSP (3:1) | 7 kg/ha + 3 kg/ha | Dilarutkan dalam air, disebar di beberapa titik | Setelah penggantian air 10-15% |
Akhir Bulan 3 | Urea + TSP (3:1) | 7 kg/ha + 3 kg/ha | Dilarutkan dalam air, disebar di beberapa titik | Setelah penggantian air 15-20% |
Akhir Bulan 4 | Urea + TSP (3:1) | 10 kg/ha + 5 kg/ha | Dilarutkan dalam air, disebar di beberapa titik | Setelah penggantian air 20% |
Bulan 5+ | Urea + TSP (3:1) | 10 kg/ha + 5 kg/ha | Dilarutkan dalam air, disebar di beberapa titik | Hanya jika diperlukan, berdasarkan kecerahan air |
Jadwal Penggantian Air Tambak Ikan Bandeng
Penggantian Air untuk Mendukung Pertumbuhan Bandeng Optimal yang menggunakan pemupukan dasar kohe ayam :
Bulan | Frekuensi | Volume | Waktu Ideal | Catatan |
---|---|---|---|---|
Bulan 1 | 1x per 2 minggu | 10-15% | Pagi hari | Ganti air sebelum pemupukan susulan |
Bulan 2 | 1x per 10-14 hari | 15-20% | Pagi hari | Ganti air sebelum pemupukan susulan |
Bulan 3 | 1x per minggu | 15-20% | Pagi hari | Ganti air sebelum pemupukan susulan |
Bulan 4 | 1-2x per minggu | 20-25% | Pagi/sore hari | Tingkatkan frekuensi saat biomassa tinggi |
Bulan 5+ | 2x per minggu | 25-30% | Pagi/sore hari | Penting untuk menjaga kualitas air optimal |
Mengelola Ketinggian Air Berdasar Ukuran Bandeng
Cara mengatur ketinggian air tambak bandeng yang diaplikasikan kohe ayam fermentasi agar pertumbuhan bandeng maksimal:
Ukuran Bandeng | Ketinggian Air Optimal | Fase Budidaya | Pertimbangan Utama |
---|---|---|---|
5-8 cm (Fingerling) | 30-40 cm | Penebaran - Bulan 1 awal | Akses ke klekap, adaptasi lingkungan |
8-15 cm | 40-60 cm | Bulan 1 akhir - Bulan 2 | Kombinasi klekap dan plankton |
15-20 cm | 60-70 cm | Bulan 3 | Ruang gerak lebih luas, dominasi plankton |
20-25 cm | 70-75 cm | Bulan 4 | Kebutuhan oksigen meningkat |
25+ cm | 75-80 cm | Bulan 5+ | Kenyamanan renang, stabilitas parameter air |
Indikator Kualitas Air untuk Pemeliharaan Bandeng Optimal
Parameter | Kondisi Ideal | Frekuensi Pengukuran | Metode Pengukuran | Tindakan Jika Tidak Sesuai |
---|---|---|---|---|
pH | 7.5-8.5 | 2x sehari (pagi & sore) | pH meter/lakmus | <7.5: tambah kapur 50-100 kg/ha |
Oksigen Terlarut | >4 mg/L | 2x sehari (pagi & sore) | DO meter | <3 mg/L: kincir/aerasi tambahan, penggantian air |
Suhu | 28-32°C | 2x sehari | Termometer | >33°C: tambah air baru |
Kecerahan | 30-40 cm | 1x sehari (siang) | Secchi disk | <25 cm: pergantian air, >50 cm: pemupukan susulan |
Salinitas | 15-25 ppt | 2x seminggu | Refraktometer | Sesuaikan dengan asal benih dan preferensi bandeng |
Amonia | <0.1 mg/L | 1x seminggu | Test kit amonia | >0.1 mg/L: ganti air 20-30%, tambah probiotik |
Jalur Aman Aplikasi Kohe Ayam Fermentasi
Masih ada rasa takut mungkin bagi pemula tentang jangka waktu fermentasi kohe ayam dan periode persiapan tambak sebelum penebaran benih jalur aman untuk memastikan keamanan budidaya bandeng Anda.
Waktu Fermentasi Kohe Ayam yang Aman
Untuk kohe ayam, fermentasi minimal 14 hari memang merupakan standar dasar, tetapi:
- Fermentasi Ideal: 21-30 hari
- Untuk hasil yang lebih aman dan optimal, fermentasi 21-30 hari lebih direkomendasikan
- Ciri fermentasi sempurna: tidak berbau amonia, tekstur remah, warna kehitaman/kecoklatan, suhu normal (tidak panas)
- Indikator Fermentasi Belum Sempurna:
- Masih berbau amonia tajam
- Masih terasa panas saat dipegang
- Tekstur masih menggumpal dan tidak homogen
Periode Setelah Penebaran Pupuk ke Tambak
Menunggu 14 hari setelah penebaran pupuk kohe ayam fermentasi sebelum menebar benih fingerling adalah periode minimal, dan ini tergantung pada beberapa faktor:
- Pengujian Kualitas Air Wajib:
- Sebelum penebaran, lakukan pengujian amonia (harus <0.1 mg/L)
- Cek pH (idealnya 7.5-8.5) dan DO (minimal 4 mg/L)
- Pastikan tidak ada bau gas H₂S (telur busuk)
- Uji Coba dengan Ikan Sampel:
- Letakkan beberapa ekor ikan dalam wadah berisi air tambak selama 24-48 jam
- Amati perilaku dan kelangsungan hidupnya sebelum tebar massal
- Pertimbangan Tambahan:
- Jika masih terdeteksi bau amonia atau air keruh kecoklatan pekat, tunda penebaran
- Untuk keamanan ekstra, perpanjang waktu tunggu menjadi 18-21 hari
- Perhatikan perkembangan plankton dan klekap sebagai indikator tambak siap
Rekomendasi Akhir untuk Keamanan Maximum:
- Fermentasi kohe Ayam: 21-30 hari (lebih lama lebih baik)
- Periode Persiapan Tambak: 18-21 hari setelah penebaran pupuk
- Lakukan verifikasi kualitas air sebelum penebaran benih
Dengan pendekatan yang lebih hati-hati ini, risiko kematian bandeng fingerling akan jauh berkurang. Kekhawatiran Anda sangat beralasan karena pupuk organik yang belum terurai sempurna memang dapat meracuni ikan melalui amonia, nitrit, dan deplesi oksigen.
Kesimpulan
Kesimpulan: Mengapa Kohe Ayam Fermentasi Lebih Direkomendasikan untuk Tambak Bandeng? Berdasarkan perbandingan yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kohe ayam yang sudah difermentasi pada tambak bandeng jauh lebih direkomendasikan karena beberapa alasan utama:
- Keamanan Kualitas Air: Kohe ayam fermentasi menyebabkan risiko minimal terhadap kualitas air tambak karena kadar amonia rendah, pelepasan nutrisi bertahap, dan mengurangi risiko deplesi oksigen. Hal ini sangat penting mengingat bandeng sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air.
- Efektivitas Nutrisi: Proses fermentasi mengubah nutrisi kompleks menjadi bentuk yang lebih mudah diserap dalam rantai makanan tambak, sehingga meningkatkan efisiensi pemanfaatan dan mendukung pertumbuhan plankton yang menjadi pakan alami bandeng.
- Keberlanjutan Produktivitas: Kohe fermentasi mendukung keseimbangan ekosistem tambak, meminimalkan risiko blooming plankton berlebihan, mengurangi sedimentasi berbahaya di dasar tambak, dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil untuk budidaya jangka panjang.
- Pengurangan Risiko Penyakit: Fermentasi secara signifikan mengurangi jumlah bakteri patogen dan menciptakan kondisi yang kurang mendukung perkembangan penyakit pada bandeng.
- Manajemen Praktis: Meskipun memerlukan waktu persiapan 7-14 hari, penggunaan kohe fermentasi mengurangi kebutuhan monitoring intensif, meminimalkan bau tidak sedap, dan secara signifikan menurunkan risiko kematian ikan.
Meskipun membutuhkan investasi waktu dan sedikit biaya tambahan untuk proses fermentasi, manfaat jangka panjang yang didapatkan dari penggunaan kohe ayam fermentasi jauh melebihi kerugiannya. Tambak bandeng dengan kohe fermentasi cenderung memiliki produktivitas lebih tinggi, kualitas air lebih stabil, dan tingkat kelangsungan hidup ikan yang lebih baik, yang pada akhirnya menghasilkan keuntungan ekonomi yang lebih besar bagi petambak.
Catatan: Tabel final revisi ini dirancang khusus untuk tambak bandeng dengan pupuk kohe ayam fermentasi dan benih bandeng ukuran fingerling (5-8 cm). Ketinggian air pada bulan 4-5+ (70-80 cm) merupakan komponen penting untuk mendukung pertumbuhan optimal bandeng ukuran besar dan menjaga stabilitas kualitas air.